Jumat, 24 September 2010

Ketika Warga tidur Lelap

Selang Elpiji Bocor Atap Rumah Hancur
Tulungagung,Jatimnet - Warga Desa Bulus Kecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung, dini hari tadi sekitar puklul 01.00 wib  ketika tidur nyenyak tiba-tiba dikejutkan adanya ledakan cukup keras.
    Dari sumber yang diperoleh Jatimnet, ledakan berasal dari dapur rumah milik Suharjito (61) warga setempat. Akibat ledakan, atap dan genting dapur jebol berantakan, sementara itu barang-barang yang berada didapur rusak.
    Ledakan tabung gas elpiji isi 12 Kg tersebut, berasal menurut keterangan sumber Jatimnet di TKP (Tempat Kejadian Perkara), mengatakan bahwa penyebabnya karena selang yang menempel pada regulator mengalami kebocoran.(Yu)

Senin, 20 September 2010

Pungli Ala PGRI Tulungagung

Tulungagung,Jatimet –Beberapa guru di Kabupaten Tulungagung  merasa dipungli  oleh PGRI. Pasalnya mereka tidak merasa menjadi anggota tetapi di struk gaji tetap terpotong  Rp 20.000. Terdapat catatan sebagai pembayaran iuran PGRI.
Salah seorang sumber mengatakan bahwa meski terpotong Rp 20.000, tapi bagi sangat memberatkan kalangan guru. Apalagi dengan penggunaan anggaran yang tidak jelas dan transparan. Sedangkan Suharno ketua PGRI PD II Tulungagung 2 preode tersebut ketika di konfirmasi Jatimnet via telpon 08138xxxxxxx menyanggah adanya pungli tersebut.
Kepada Jatimnet, Suharno mengatakan  ”Tidak benar terjadi  pemotongan bagi guru PNS yang tidak  terdaftar di PGRI. Semuanya didata dengan pengurus di kecamatan masing-masing. Semuanya transaparan pemotongan maupun pengunaannya.” Ujarnya.
Masih menurut Suharno yang menjabat Seketaris Disparbud Tulungagung mengatakan ”Kami memberikan rincian setiap rapat pengurus di tingkat kecamatan” Ujarnya. Suharno menambahkan “Iuran Rp 2.000 per bulan anggota diberikan untuk Pengurus Pusat PGRI  Rp 200, PD I Rp 400, PD II Rp 600 dan cabang ranting Rp 800.” tandasnya.
Suharno juga menambahkan “Anggaran tersebut kami gunakan untuk pengembangan kinerja kegiatan organisasi PGRI. Mulai dari sarasehan, rapat di Pusat ataupun kegiatan lainya“. Lebih lanjut Suharno mengatakan ”Di Tulungagung terdata jumblah  anggota PGRI sekitar 10.162 yang paling aktif membayar hanya sekitar 550 guru saja. Itupun cuma guru SD saja” Ungkapnya. (yu)

Sabtu, 18 September 2010

Ribuan Tanaman Palawija di Tulungagung

Terancam Gagal Panen
Tulungagung,Jatimnet – Turunnya hujan beberapa hari ini di Kabupaten Tulungagung telah membuyarkan lamunan petani untuk menuai hasil. Akibat hujan dengan curah cukup tinggi dan terkadang disertai angin,.
Abibatnya hamparan ribuan tanaman palawija khususnya jagung rusak diterjang air hujan membawa dampak rusaknya ribuan tanaman palawijaya dan jagung petani bantuan dari Bupati Tulungagagung Ir Heru Tjahjono MM akibat terendam air
Daerah yang terdapat tanaman jagung serta kedelai yang terancam gagal panen  di Kabupaten Tulungagung menyebar di beberapa wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Boyolangu, Campurdarat, Pakel, Kalidawir, Ngunut, Rejotangan, Gondang, Bandung, Besuki dan Sumbergempol
Tatang Suhartono kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tulungagung, tentang rusaknya lahan tanaman warga. Kepada Jatimnet dan Hapra Indonesia mengatakan bahwa dari beberapa jenis tanaman palawija yang mengalami kerusakan tersebut luas total tanaman kedelai 2433 Ha.
Menurut Tatang pula, lahan tanaman kedelai yang terkena dampak banjir 2.416 Ha, sementara yang mengalami puso 1999 Ha, atau hampir 83 persen dari total tanaman. "Hujan deras beberapa hari ini benar-benar menjadi pukulan bagi petani kita. Setidaknya 1.999,5 hektare tanaman kedelai terancam gagal panen," ujarnya
Masih menurut Tatang, "Kedua jenis tanaman tersebut rentan mati jika terendam air. Pasalnya, akar tumbuhan kedua jenis tanaman itu memerlukan oksigen yang cukup.Kalau hujannya masih terus-terusan turun, seluruh tanaman palawija yang ada akan puso semua” ujarnya.
Untuk mengatasi gagal panen di 10 kecmatan tersebut, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tulungagung telah menyiapkan bantuan benih padi SS (Stock sheet) jenis Ciherang sebagai penggantinya Setidaknya ada 48 ton benih yang akan dipersiapkan untuk mengantisipasi areal yang terkena banjir”Pungkasnya.(Yu)

Gara Gara Bupati Cabut Raperda Miras ?

DEMO AKAN BERLANJUT 
Tulungagung, Jatimnet - Untuk kali kesekian gelar demo menentang Perda  yang mengatur soal penjualan minuman keras (miras) di Kabupaten Tulungagung. Rencana gelar demo, semakin tajam dibawah komando tokoh LSM Heri Widodo,, Kismo, Jonjik dkk.
    Koordinator Malikum Hery Widodo, menyesalkan sikap Bupati Tulungagung, Ir Heru Tjahjono MM yang tiba-tiba mencabut Raperda miras, kendati pembahasannya di DPRD Tulungagung belum selesai. Perda tentang miras dengan catatan dapat berdayaguna bagi masyarakat. Semisal soal pengawasan perdaran dan perizinan miras.
    Sedang Informasi yang diterima redaksi, dalam rencana demo besar tersebut akan mempertanyakan tentang soal perijian dan dituding Pemkab Tulungagung tak adil damam memberikan izin penjualan miras.
    Menurut nara sumber kita, mengatakan mengapa hanya toko Seneng saja yang diberi izin sedang yang lainnya tak mendapatkan izin. Kisno CS ketika berada di mana akan digelar demo, mengecek keadaan izin miras dengan tujuan scenario untuk menjebak Kadisindag dan bupati Tulungagung.
    Sementara itu, Ketua MUI Tulungagung KH Hadi Muhammad Mahfudz (Gus Hadi) CS saat ini juga sedang melakukan persiapan kontra demo. Untuk demo yang bakal digelar, konsentrasi dipecah dengan 4 titik arah berkumpul dengan sasaran Indag dan Pemkab. 
    Sesuai dengan rencana dari arah utara Korlap Jonjik Mangujang (selaku penyandang dana) dan Kismo barat Beni Café 200, timur dan selatan  Tondo pemilik Café Londo. Masing-masing mereka menggalang sedikitnya 100 orang masa.
    Akankah demo terhadap rencana Pemkab Tulungagung dalam menggulirkan Paperda hingga menjadi Perda bakal berlangsung,  Sedang pada Pasal 21 Perda Nomor 14 Tahun 1985 yang menetapkan ancaman pidana kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 50 ribu sampai saat ini belum dicabut/.
    Sumber Jatimnet dan Hapra Indonesia mengatakan bahwa sanksi yang dijatuhkan sesuai yang diatur Pasal 21 Perda nomor 14 tersebut sangat ringan tidak sesuai dengan dampak yang ditimbulkan adanya penjualan miras.
    Sanksi terebut tidak memberikan efek jera bagi penjual minuman beralkohol illegal karena nilai denda Rp 50 ribu saat ini terlalu kecil tak sebanding dengan harga miras yang dijual, khususnya yang dikemas dalam botol berbentuk gepeng dan tertera kadar alkoholnya 40%.
    Salah seorang anggota organisasi kepemudaan mengomentari ringannya denda lebih murah dibandih harga satu botol miras yang dipatok harga sekitar Rp 80 ribu. Sementara itu, pohak Pengadilan Tulungagung tak bisa berbuat banyak.
    Pengadilan hanya dapat menjatuhkan sanksi sesuai ketentuan Perda perijinan yang dibuat dan diberlakukan oleh Pemerintah Daerah. Sanksi terhadap pelanggar Perda tersebut sangat ringat dan pengadilah tak punya wewenang menjatuhkan sanksi diluar ketentuan pasal yang mengaturnya.
    Sementara itu, berdasar asas legalitas sebagaimana termaktub dalam Pasal 1 KUHPidana, Pengadilan hanya dapat menjatuhkan sanksi berdasar peraturan perundang-undangan yang ada.
    Sehingga mengingat penjualan minuman beralkohol terkait dengan bidang perijinan yang kewenangannya dimiliki oleh Pemda maka Hakim hanya dapat dibenarkan untuk menggunakan Perda tentang Minuman Beralkohol.
    Hal itu sebagai dasar hukum dalam pemeriksaan dan penjatuhan sanksi bagi penjual yang melanggar ketentuan perijinan; Adapun kedudukan KUHPidana dalam konteks minuman beralkohol hanyalah berkaitan dengan penindakan bagi pengguna saja
    Sementara itu, info terkini yang diterima Hapra Indonesia, persiapan demo yang telah matang dan siap digerakkan untuk digelar, sampai saat in  izin demo belum turun.
    Sedang beberapa sumber mengatakan beberapa pihak khususnya elemen masyarakat (LSM dan tokoh agamis) banyak yang menolak Paguyuban Warung dan Hiburan Tulungagung (Pawahita) menyatakan setuju dengan Raperda yang kini sedang digodok oleh komisi II DPRD Tulungagung.
    Saat ini, peredaran minuman beralkohol yang terjadi di Hotel, Restoran, Tempat - Tempat Hiburan (Karaoke, Café) didasarkan pada ijin yang dikeluarkan oleh Pemerintah Propinsi Jatim.
    Sehingga hanya dapat dikendalikan sepanjang ada dasar hukum berupa Perda Kabupaten sebagai peraturan yang akan membatasi daya laku perijinan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Propinsi Jawa Timur.(Yu)

Jumat, 03 September 2010

Bantuan Kambing Cross Booer
Di Tulungagung

Lenyap Dimakan Tikus ?
Program bantuan kambing Cross Booer kepada kelompok tani ini cukup bagus pada awalnya bila tidak hanya seremonial apa gunanya. Pihak terkait juga harus mendengarkan keluhan para peternak penerima bantuan kambing tersebut

Tulungaggung,Jatimnet - Program bantuan kambing jenis Cross Booer dari Kementerian Sosial yang diberikan pada 2005 silam terhadap 68 kelompok usaha ternak bersama (Kube) di Kecamatan Pagerwojo. Rata-rata setiap kelompok mendapatkan bantuan rata-rata 30 ekor kambing.
Sayangnya bantuan hewan ternah berupa kambing tersebut ternyata nyaris tak tersisa, padahal jika bantuan tersebut jika diujudkan dalam bentuk uang, dana yang dikucurkan untuk bantuan hewan ternak tersebut terhadap 68 Kube besarnya mencapai sekitar Rp 7,5 miliar.
Besarnya nilai uang tersebut, mengingat harga setiap rekor kambing Cross Boor Rp 3 juta sampai 7,5 juta. Sedang SW (52), nara sumber Jatimnet & Hapra mengatakan bahwa para peternak yang memperoleh bantuan kambing Cross Booer harus mengeluarkan dana pendamping, diwujudkan untuk pembangunan kandang masing-masing kelompok Rp 5 juta”
SW juga mengatakan ”Sekarang buktinya banyak kandang yang mangkrak tanpa isi” ujarnya. SW juga menambahkan bahwa Komisi II DPRD Tlungagung akan menindak lajuti hal tersebut dengan meminta dinas terkait tuntuk segera mengecek kebenaran informasi ini.
“Program bantuan kambing Cross Booer kepada kelompok tani ini cukup bagus pada awalnya bila tidak hanya seremonial apa gunanya. Pihak terkait juga harus mendengarkan keluhan para peternak penerima bantuan kambing tersebut,” ujar Heru Santoso politikus PDI yang menjabat sekretaris komisi II disela-seka rapat komisi pada Jatimnet & Hapra.
Heru Santoso juga mengatakan “Mereka harus segera koordinasi dengan Depsos pusat selaku kuasa program. Agar ke depan program tersebut tidak sia-sia,” pungkasnya.
Ditempat terpisah melalui ponsel 081335xxxxxxx Kabag Humas Tulungagung Maryani saat dikonfirmasi mengenai bantuan itu mengatakan “Untuk masalah itu, kami belum bisa memberikan keterangan karena harus koordinasi terlebih dulu dengan Dinsosnakertrans,” ujar Maryani.(Yusan)

PROSES SERTIFIKASI DI TULUNGAGUNG LAMBAT
Tanah ‘Berpindah Tangan’ Ancam Aset Pemkab
Karena kendala dana yang tersedia untuk sertifikasi, Pemkab Tulungagung rawan kehilangan aset berupa lahan tanah yang telah bercokol bangunan, bahkan ada aset yang digunakan pihak ke tiga untuk membuka lahan bisnis.
Hilangnya aset tersebut, jika tak segera diatasi, maka aset milik Pemkab akan benar-benar lepas dan sertifikat di miliki pihak ke tiga. Akankah hal tersebut terjadi ? masih ada upaya penyelematan aset, namun entah bagaimana realisasinya nanti

Tulungaggung,Jatimnet/Hapra Indonesia - Diatas lahan tanah milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tulungagung telah bercokol bangunan untuk instansi penting, diantaranya bangunan untuk pendidikan. Selain itu ada aset milik Pemkab Tulungagung yang disewakan untuk pihak ke tiga.
Sesuai penelusuran Tim Hapra Indonesia, di Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Tulungagung tercatat data tanah milik Pemkab Tulungnagung luasnya 222,93 hektar.
Aset Pemkab Tulungagung berupa tanah tersebut sangat rawan untuk berpindah tangan, hal tersebut, dari beberapa sumber mengatakan karena pelaksanaan proses sertifikasi tanah akses milik Pemkab sangat lamban.
Rumor yang berkembang, rawannya aset berupa tanah milik Pemkab Tulungagung, Kepada Hapra Indonesia, Hendry Setiawan Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Pemkab Tulungagung membenarkan adanya rumor tersebut.
Hendry Setiawan. bahkan mengatakan “Aset tanah milik pemkab kini banyak berdiri instansi-instansi penting, seperti sekolah. Selain itu juga disewa oleh pihak kedua, untuk lokasi hiburan malam dan super market.
Seperti tanah di jalan Agus salim, kami dalam waktu dekat akan mensertifikasikan 30 aset setiap tahunnya serta memasang tanda kepemilikan lahan seperti di Lembu Peteng” Tandas Hendry Setiawan pada HAPRA via ponsel 08123xxxxxx beberapa waktu lalu.
Lambatnya proses sertifikasi, disebabkan oleh kendala pendanaan serta tidak adanya laporan dari SKPD adanya aset diwilayahnya. Lahan yang belum bersertifikat serta teridentifikasi, rawan menimbulkan konflik serta berpindah tangan.
"Kami akan terus melakukan identifikasi, agar tanah pemkab berpindah tangan secara per orangan atau instansi," pungkasnya Hendry Setiawan.(Sanyu)

Rapot Merah:
OPERASI PEKAT JANGAN JADI DEGELAN
APARAT & YANG BERBUAT SUDAH LEKAT ?
Gencarnya operasi Pekat untuk membuat warga merasa aman dan nyaman, di Kabupaten Tulungagung dikotori ‘Rapot Merah’ karena beberapa oknum penegak hukum lengket dengan pelanggar ibarat besi dan mahnet ?
Dari informasi yang masuk keredaksi dan dilakukan tindakan investigasi, hasilnya membuat malu Lembaga Kepolisian RI yang baru saja melakukan likuidasi Polwil dan Pilwiltabes. Operasi dari aparat yang balik kantor dengan nihil namun di kantong ada lembaran rupiah, kapan berakhir ?

Tulungaggung,Jatimnet/Hapra Indonesia– Terjadinya tindak kejahatan pencurian disertai kekerasan dan adanya perkosaan dipicu mudahnya mencari dan mengonsumsi miras dan video porno baik dalam bentuk kepingan CD maupun tayangan di ponsel.
Rumpun pelanggaran hukum dari miras, judi, prostitusi dan pornografi terangkum dengan sebutan Pekat (Penyakit Masyarakat). Untuk menjadikan suasana lingkungan masyarakat yang aman dan tenteram sertan nyaman, Pekat tak bisa diremehkan dan harus dikikis karena Pekat tak pernah habis.
Peluit dan tabuhan genderang perang terhadap Pekat sudah lama berjalan, namun masih ada yang menjadikan momen sebagai ‘dagelan’ demi kepentingan pribadi membelokkan tugas dengan seragam Polri.
Operasi Pekat, dilakukan dengan ujut pengamanan dan aparatpun rajin melakukan tugasnya, sayang masih ada oknum yang ‘belok’ sehingga tugas nya hanya mirip dagelan yang ujung-ujungnya upeti damai.
Pengamatan Hapra Indonesia di wilayah Kepolisian Resort Tulungagung, sudah bukan rahasia lagi jika beberapa tempat perjudian merupakan salah satu yang sering didatangi oknum aparat, konon di perjudian paling lancar menyetor uang keamanan.
Upeti yang diterimakan ke oknum aparat, menjadikan kawasan tersebut aman. tetapi bukan aman tak ada perjudian namun perjudian aman karena tanpa ada penindakan hukum atas pelanggaran yang dilakukan.
Sesuai info yang masuk dan Hapra Indonesia melakukan investigasi dilapangan, aparat yang sedang tugas piket keliling biasanya berjumlah tiga sampai empat orang bertandang di perjudian. Untuk harian, biasa ketua galang yang biasa disebut menyetor Rp 10 sampai Rp 30 ribu rupiah.
Jumlah uang setoran ke oknum aparat akan bertambah menjelang perayaan Agustusan dengan jatah tetap plus jatah lain yang dikatakan untuk biaya pengecatan kantor. Kalau memang benar demikian, berarti cat yaang ada dibangunan kantor kepolisian aroma cat berganti aroma judi.
Disamping itu pada hari ulang tahun kepolisian, rumah judi, rumah bordir, dan perkumpulan preman harus menyumbang sejumlah uang untuk membiayai pertunjukan hiburan yang digelar di kantor polisi.
Dalam setahun, tidak hanya pada Agustusan saja para ketua menyetor uang lebih. Jika ada kepala kantor polisi yang pindah tugas, perkumpulan yang sudah digalang juga harus menyiapkan kenang-kenangan.
Pada bulan bulan tertentu para aparat mengadakan operasi yang biasa disebut operasi pekat dengan sasaran tempat yang dianggap sebagai sarang “Penyamun’. Sayangnya operasi tersebut hanya bersifat seremonial belaka pasalnya telah terjadi pengkondisian oleh beberapa oknum aparat kepolisian.
Diwilayah segitiga emas Tulungagung selatan biasa disebut terjadi penggalangan terang-terangan oleh beberapa oknum parat tanpa bisa disentuh oleh oleh aparat. “Mereka kadang datang dengan berpakain dinas serta kendaraan dinas.
Nara sumber yang meminta jati dirinya hanya untuk redaksi mengatakan bahwa diantara aparat tersebut adalah ‘A’ anggota Polsek Rejotangan membekingi beking judi togel, sabung ayam dan tempat hiburan malam,
Sedang ‘Y’ anggota Polsek Tanggunggunung di sabung ayam, togel sarta temat hiburan malam, kalau Ngunut hampir semua anggota Reskrim minta jatah judi di lokalisai” akunya dengan wanti-wanti namanya tidak disebut untuk konsumsi pembaca Hapra Indonesia.
“Malah ada anggota Polsek Bonyolangu berdomisili di Kalidawir yang menjadi jandar judi dengan istilah telungpuluhan (tigapuluhan red)” tambahanya dengan menyebutkan beberapa nama oknum yang biasa genjayangan mebekingi tempat perjudian di sarang penyamun. (Sanyu)
Pantai Popoh Kian Kokoh
Diandalkan Tulungagung Sedot Wisatawan
Sejak dahulu, Pantai Popoh di pantai selatan yang ada di Kabupaten Tulungagung merupakan salah satu tujuan kunjungan wisata Bahari di Jawa Timur dengan keelokan teluk nya masih perawan.
Saat ini, Pantai Popoh yang pernah ‘diopeni’ almarhum bos PR Retjo Pentung semakin asri dan membuat pengunjung kerasan dengan fasilitas yang terus ditingkatkan. Pernik benda souvenir dan pasar ikan yang ada menambah betah wisatawan di Pantai Popoh

Tulungaggung, Jatimnet/Hapra Indonesia– Kabupaten Tulunagung, memiliki hamparan pantai selatan, menjadikan Tulungagung sebagai salah satu wilayah kunjungan wisatawan Nusantara (Wisnu) maupun wisatawan mancanegara (Wisman).
Salah satu lokasi strategis sebagai obyek wisata di Tulungagung adalah Pantai Popoh. Pantai yangh berada di bibir samudera Indonesia dan taka sing lagi dengan legenda mistis Nyi Roro Kidul yang sudah taka sing lagi.
Dari jalan menuju Pantai Popoh yang memiliki jarah tempuh sekitar 30 Km dari Alun-alun Tulungagung, sepanjang jalan mata diredupkan dengan tanaman yang menghijau, kian dekat pantai udara semilir segar dan tak ada kebisingan seperti di kota.
Saat menuju Pantai Popoh, para pelancong juga dapat mengunjungi sentra kerajinan batu Onyx. Karejinan ini masuk salah satu produk unggulan Kabupaten Tulungagung dalam pembuat dan memasarkan kerajinan oleh warga setempat.
Pantai Popoh, memang sangat layak sebagai daerah kunjungan wisata, hal ini karena penanganan wisata Pantai Popoh dikerjakan dengan serius dan sentuhan keindahan nuansa alami dengan kelengkapan sarana wisata berbagai fasilitas kebutuhan wisatawan.
Pantai ini berbentuk teluk sehingga suasana tercipta yang khas di dalamnya. Deburan ombak Laut Selatan yang penuh pesona magis, angin laut yang tidak begitu kuat, karang payung yang menyembul dari bawah laut, keindahan gunung disekitar teluk, dan dan "Reco Sewu" telah menjadi daya tarik utama pantai ini.
Di sekitar Pantai Popoh Indah juga terdapat penginapan yang langsung menghadap laut, selain itu juga ada pasar ikan, berbagai macam penjual souvenir, kebun binatang, dan taman bermain. (Yu)

Rata PenuhOutbond Pasir Putih Di Alun-Alun
Hiburan & Permaian Baru Buat Warga Tulungagung
Pemerintah Kabupaten Tulungagung, dalam berbenah diri dan menjadikan Tulungagung aman, tenteram dan nyaman selalu berbenah diri memenuhi kebutuhan warganya.
Taman Kusuma Wicitra, yang pernah membuat risih pengunjung, kini berbalik arah. Tak ada lagi menjadi bursa transaksi sex dan narkoba yang tak patut dilihat anak-anak, sebaliknya alun-alun Tulungagung menjadi tujuan utama warga kota mencari hiburan yang murah meriah dan nyaman.

Tulungaggung, Jatimnet -Pembangunan diberbagai dibang untuk mempercantik dan memenuhi kebutuhan warga Tulungagung terus dikebut untuk mengangkat Tulungagung agar lebih maju tak mau kalah dengan daerah seputar Kabupaten ‘Kota Marmer’
Pembangunan peningkatan sarana umum diberbagai sector, ternyata Pemkab Tulungagung tak melupakan warga yang membutuhkan sarana rilek melakukan rekereasi, khususnya warga kota Tulungagung untuk melepas kejenuhan sepekan bekerja.
Saat ini, Taman Kusuma Wicitra (alun-alun) di depan pendapa Pemkab yang telah tertata apik dan bersih semakin ramai pengunjung. Penambahan sarana bermain berupa Outbond telah menyedot pengunjung lebih banyak disbanding hari-hari sebelumnya.
Tentang sarana rekreasi dan hiburan tersebut, dikatakan oleh Maryani selaku Kabag Humas Pemkab Tulungagung kepada Hapra, “Peningkatan pengunjung terjadi sejak hari libur lalu sampai sekarang karena adanya penambahan fasilitas permainan outbond dialun-alun.
Dikatakan juga oleh Maryani bahwa Pemerintah Kabupaten Tulungagung selalu mengupayakan menjadikan Taman Kusuma Wicitra menjadi sebuah taman bermain anak-anak dan keluarga”.
Sementara itu, ditempat terpisah Kasubdin Pertamanan Tata Kota Drs.Fahoni menambahkan senada dengan Maryani dan menambahkan ”Kita mengharapkan agar para pengunjung untuk selalu menjaga kebersihan dan keindahan taman” ujarnya.
Fahoni juga menambahkan dan mengatakan “Kita juga memperluas, areal hamparan pasir dengan menambah tali diatas hamparan pasir pantai sebagai arena outbond bagi anak-anak. Dan ini tentu akan semakin membuat anak-anak kerasan serta bias berfungsi sebagai arena pembelajaran” tandasnya.
“Lebih lanjut mantan Kasuhbdin Ekonomi ini mengatakan ”Taman Kusuma Wicitra dikunjungi bukan hanya siang hari saja, tetapi pada malam hari-pun masih ramai dijadikan tempat rekreasi gratis bagi warga Tulungagung dan sekitar.” (Yu)

Evakuasi Mayat di kolam

FOKUS LENSA : Ketika Demo Itu Digelar

FOKUS LENSA : Ketika Demo Itu Digelar

FOKUS LENSA : Ketika Banjir Itu Datang.....

FOKUS LENSA : Ketika Banjir Itu Datang.....

Lensa Investigasi : Curanmor Di Tulungagung

Jatimnet Media Online

  ©HAPRA INDONESIA MEDIA GROUP JATIMNET MEDIA TANPA TINTA.