Kamis, 24 Maret 2011

Isu Daging Sapi Tiren Resahkan Warga Tulungagung

TULUNGAGUNG - Jatimnet Online  - Akhir-akhir ini beberapa warga di Kabupaten Tulungagung, khususnya daerah Kecamatan Kalangbret dan sekitarnya lebih ekstra hati-hati untuk mengonsumsi makanan dengan menu daging sapid an merasa was-was.
    Kekhawatiran merka, karena berhembus rumor beredarnya daging sapi  ‘tiren’ (mati kemaren) dan sapi yang kondisinya sakit-sakitan. Di kawasan tersebut dikenal dengan istilah ‘sapi rubuhan (tidak sehat)
    Menurut info yang hasuk ke media ini, menduga salah seorang Jagal Sapi di daerah Dusun Tales Desa Karanganom Kecamatan Kauman Kabupaten Tulungagung terdapat jagal sapi yang ‘nakalan’ dan mencari untung yang sebesar-besarnya tanpa memikirkan dampak konsumen daging sapi.
    Dari sumber yang masuk media ini, oknum jagal sapi tersebut yang diduga berinisial ‘W’ saat ini telah pindah  Jarakan Kecamatan Gondang. Sementara di tempat tinggalnya yang ada tinggal adik si oknum Jagal Sapi  bernisial ‘A’.
    Kekhawatiran warga sampai saat ini masih belum reda karena adanya dugaan daging sapi tak layak dikonsumsi manusia karena telah menjadi bangkai sebelum disembelih serta sapi tak sehat menjelang kematiannya.
    Dikatakan nara sumber, bahwa adik kandung W benarama A tersebut kabarnya memiliki kios penjualan dading sapi tak jauh dari Pasar Kecamatan kalangbret, Namun ketika ditanya lebih lanjut, nara sumber tepatnya berada dimana kios milik A, hanya ‘anggkat bahu’ dan bilang kurang mengerti letaknya yang pas.
    Beberapa warga yang sering mengonsumsi daging sapi, dengan adanya rumor hendaknya pemerintah Kabupaten Tulungagung untuk turun tahngan khususnya yang membidangi RPH (Rumah Potong Hewan) maupun bidang kesehatan setempat. (b@yu)
Catatan : Berita ini juga dimut oleh Hapra Indonesia

Rabu, 02 Februari 2011

Di Polsek Ngunut Ada 'Tengkorak'
Tulungagung,Jatimnet Online - Budaya malu dilingpup kerja Jajaran Kepolisian Resort Tulungagung diberlakukan. Hal itu diterapkan dengan harapan agar jajaran Polres Tulungagung dapat bekerja lebih optimal menangani perkara yang terjadi di masing-masih lingkup Polsek se Tulungagung.
Apel pasukan yang digelar belum lama ini, bendera hitam berlambang tengkorak diterimakan ke Kepolisian Sektor Ngunut. Polsek Ngunut yang dikomandani Kompol Supriyono, merupakan Polsek Urban. Dengan 'hadiah' dari Kapolres, diharapkan dapat memicu kerja di jajaran Polsek Ngunut.
Penyerahan bendera warna hitam bergambar tengkorak tersebut karena wilayahnya kebobolan pencuri dan belum dapat diatasi. Wakapolres Tulungagung, saat penyerahan bendera dasri kapolres, menyindir bahwa Ngunut sarang mafia vegasnya Tulungagung.
Dengan dapat 'anugerah' bendera dan sindiran Wakapolres, agar bisa dijadikan 'cemeti' untuk melecut penangan perkara diwilayah cepat teratasi, hal itu merupakan 'cambuk' dari Kapolres agar Kepolisian Tulungagung tak lengah dalam melakukan pengamanan.
Diperoleh informasi media ini, bertenggernya bendera hitam bergambar tengkorak karena telah terjadi pencurian kendaraan bermotor dengan korban Sulistiah (36), karyawati swasta dari Dusun Pasir Desa Junjung Kecamatan Sumbergempol Tulungangung. Kejadian pukul  14.00 wib. 
Disebutkan bahwa modus operandi pelaku diperkirakan masuk dalam rumah korban melalui jendela. Setelah pelaku ada didalam, berhasil membawa lari sepeda Suzuki satria F warna merah hitam AG 4879 RX, uang  Rp 30 ribu serta STNK yAng ada dalam dompet, HP Nokia warna biru, helm ink dan sepatu hitam.
Sementara itu, juga telah terjadi pencurian kendaraan bermotor korban dengan korban Yunita (31), karyawati swasta menetap di Lingkungan 08 Dusun Ngunut Kecamatan Ngunut Tulungagung tempat terjadinya pencurian
Ditempat lain, juga dilaporkan telah terjadi pencurian, pelaku berhasil menyikat mobil Xenia AG 1056 RJ warna silver. Tempat Kejadian Perkara (TKP) berada di Desa Pulosari pencuriaN sepeda motor Yamaha Vixson dan Honda Mega Pro, (bayu)

SMS Berantai Resahkan PNS & Guru Di Tulungangung
Tulungagung, Jatimnet Online - Memasuki bulan ke dua dan menyongsong tahun baru Imlek dan tahun ini memasuki tahun kelinci, di Tulungagung seperi 'Kelinci Percobaan' digoyang adanya SMS berantai.
SMS yang beredar luas, terutama dikalangan PNS serta para guru, sempat menjadi buah bibir dan menuai rasa gelisah bagi kalangan PNS dan guru yang menerima SMS. Dalam SMS berantai tersebut ada kesan tak bakal menerima pensiun.
Keresahan kalangan PNS dan guru, karena nantinya sesuai golongan akan menerima pesangon yang nilainya bervariasi sebagai ganti pensiun. Sampai berita ini ditayangkan, SMS masih menggulir ke beberapa nomor ponsel.
SMS tersebut (sesuai aslinya) berbunyi: ”BERITA TERKINI,Kepres no254/VII/10,tgl 1/11/2011 ttg perbaikan Gaji dan tjngan PNS TMT 1/01/2011:Baru turun td di Dinas. Gol  I 3 jt, Gol 2 5 jt, Gol 3 A-B  7,5 jt, Gol 3 C-D 8,5 jt, Gol  4A-B  9,5 jt, Gol 4C-E 12 jt. Td ada pensiun (Kiriman salinan dari BKD).” 
Atas beredarnya SMS tersebut, Kepala BKD Tulungagung Kusmadi melalui Sunaryo Kasubdin Peberdayaan Pegawai BKD Tulungagung via telpon 08123xxxxx (03/02/2011) mengatakan kepada media ini mengatakan “Tidak betul isu tersebut, membuat resah saja, saya juga menerima sms tersebut." ujarnya
Ditambahkan "Saya menghimbau para rekan-rekan PNS baik umun ataupun para PNS guru untuk tidak menggapi sms yang tidak bertanggung jawab tersebut.Tidak benar dan menyesatkan”.
Pesan singkat yang meresahkan dan membuat panik kalangan PNS dan para guru. tersimpan di ponsel redaksi dan SMS diterima dari  salah seorang guru Sekolah Dasar  Kecamatan Kalidawir via  no 085 23x xxx xx.
Sementara itu, ditempat terpisah, salah seorang staf Kepegawaian Dinas Pendidikan Tulungagung melalui ponsel 08133xxxxxx dengan nada serupa mengatakan ”Wah ngaco itu tidak benar semuanya, saya juga terima kiriman sms tersebut.Negara saja mau bayar utang masih bingung.Perbuatan orang kurang kerjaan”.(Bayu)
Satu Permintaan PPDI Kepada Pemerintah
"Hilangkan Perlakuan Diskriminasi"
Tulungagung,Jatimnet Online - Rasa jengkel dan nyaris putus asa menggelayut dalam bayang-bayang penuh harap agar persamaan hak diperlakukan secara merata dan sebagaimana semestinya.
Perangkat pemerintahan paling bawah, ditingkat desa. Kalau mau jujur saat ini terasa ada kesenjangan. Pemerintahan Desa sebagai ujung tombak jalur pemerintahan mulai dari pusat sebelum menjangkau pedusunan (kampung)
Perang pekerjaan di tingkat Pemerintahan Desa, bisa dikata memiliki peranan sangat penting sebagai layanan masyarakat yang sangat dekat untuk berbagai keperluan. Namun, ada indikasi perangkat desa di diskriminasi oleh pemerintah pusat.
Hal itu seperti diungkap nara sumber media ini mengatakan pula “Saya salah satu dari lima perwakilan yang masuk diruang rapat mewakili pengurus Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI). Ungkapnya
Dikatakan lebih jauh bahwa kehadiran 'duta desa' yang getol meminta atau melakukan tuntutan menghilangkan perlakuan diskriminasi dari pemerintah pusat terhadap keberadaan perangkat desa. 
Ditandaskan pula, kalau pemerintahan desa ada kepala desa dan perangkat kenapa yang diangkat PNS cuma Carik (Sekdes red). Jadi status itulah yang kita tuntut kepada pemerintah melalui Pak Menteri (Gamawan Fauzi Menteri Dalam Negeri red) sudah memberikan jawaban, walaupun yang pasti  pada tanggal 16-02- 2011“ ungkap Sujito Ketua PPDI Jawa Timur.
”Lima orang mengahadap lagi untuk mendengarkan langsung jawaban dari pak menteri, ada pendampingan dari pihak politisi dari Partai DPRI, hampir semua Fraksi DPR-RI sudah menyetujuinya, yang terakhir fraksi Demokrat.
Dari PKB Burhanudin Ansori akan mendampingi pada tangagl 16-02-211 dikantor Depdagri Jakarta.” terang perangkat Desa Tanjung Kalidawir yang telah mengabdi mulai 1989 silam.
“Saya tidak ingin ada diskriminasi yang ada di desa, tetapi dalam bentuk apa yang akan diberikan pada perangkat desa teknisnya besok  tanggal 16- 02-2010.” pria yang menjadi salah satu deklarator PPDI mengutip pernyataan Mendagri pada media ini diruang kerjanya (2/2/2011).
PPDI terbentuk 27/03/2006 silam dari rasa keperdulian para perangkat desa yang merasa disisihkan dan terdikriminasi oleh pemerintah pusat dengan mengangkat carik sebagai PNS, menjadi memicu berdirinya PPDI serta beberapa wadah seperti Parade Nusantara tidak bisa mewakili aspirasi mereka.
Burhanudin mengatakan ”Bupati (Heru Tjahjono Bupati Tulungagung red) sangat mendukung sekali beliau malah sempat berkata berjanji akan mengumpulkan bupati se Jatim untuk membahas bagaimana para perangkat bisa cepat diangkat menjadi PNS. Ujarnya
Ditambahkah juga "Kami mengusulkan tanpa sarat pada pemerintah agar semua perangkat diangakat menjadi PNS. Bagi yang tidak bisa diangkat karena tidak bisa memenuhi persyaratan harus digaji setara PNS gol 2A. ujarnya.
"Sekarang kami juga mengajukan untuk kenaikan tunjangan perangkat. Sekarang masih dalam pembahan di DPRD Tulunganung, insyallah gol seperti SMS dari kabag Pemerintahan (Drs.Bagus red).” pungkasnya.
Sementara itu, di tempat terpisah Kabag Pemerintahan Tulungagung Drs. Bagus via ponsel 081 335 xxx xxx mengatakan ”Terkait matreri itu masih dalam pembahasan dan saya tidak bisa espos. Mohon maklum”.
Sedangkan Wahyudi seketaris Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah ketika dikonfirmasi via ponsel 081 25x xxx xx mengatakan ”Ada apa, saya dikantor mau persiapan  rapat”, ujarnya. (Bayu)

Senin, 31 Januari 2011

Pajak Progresif Mulai berlaku di Tulungagung

Tulungagung, Jatimnet Online - Untuk menunjang Peningkatan Asli Daerah (PAD) di era otonomi daerah di Kabupaten, salah satunya adalah menggali dengan memberlakukan pajak.
Dalah hal penggalian pajak, awal tahun ini di Kabupaten Tulungagung mulai diperlakukan terhadap pemilik kendaraan bermotot roda dan empat atau lebih. Dengan demikian, pemilik kendaraan bermotor di Tuungagung bersiap mengeluarkan kocek lebih dalam saat membayar pajak kendaraannya. 
Sebab mulai bulan Januari 2011 Kantor Samsat Tulungagung memberlakukan pungutan pajak progresif terhadap pemilik kendaraan ketia pemilik membayar pajak kendaraan yang dimilikinya.
“Pajak progresif dikenakan pada mereka yang mempunyai kemampuan lebih artinya mereka mempunyai kendaraan pribadi lebih dari satu (Plat hitam red) kendaraan kedua, ketiga dan seterusnya kena pajak progresif.” Ungkap Kepala Unit Dispenda Kantor Samsat Tulungagung Drs.Mashuri di ruang pada media ini (31/1/11). 
Lebih lanjut Mashuri merangkan ”Berdasarkan peraturan dikenakan pajak progresif mereka tidak masalah. Yang menjadi masalah adalah urutan, urutan kepemilikan" ujar Mashuri.
Pengertian wajib pajak selama ini nama alamat sama padahal  di SK nama atau alamat sama anak dan istri juga  kena. Motor yang 250 cc keatas dikenakan yang kebawah lebih dari satu kena,itupun dipisahkan dengan kemilikan kendaraan roda empat.
Palaksanaannya berdasarkan UU no 28 2009 yang kita rangkum menjadi Perda Provinsi no 9 2010 itu sebagai dasar pengenakan pajak progresif, dari UU kita buatkan perda provinsi yang berlaku mulai 1 januari 2011.
Tujuan utama menilik dari keterangan undang-undang dan perda untuk menekan semakin pesatnya kemilikan kendaraan  sedangkan jalannya tidak bertambah. Ketentuan itu tetap berlaku selama perda itu masih belum dicabut. 
Pemutihan dimulai pada 1 januari  2011 berakhir 30 juni 20011 bersifat sementara, bebas bia ya balik nama muapun denda”. Ditempat terpisah Wahyudi seketaris kantor DPPKAD diruang kerjanya menjelaskan
Ditambahkan Wahyudi, “Pajak progresif dibertujuan untuk memacu peningkatan (PAD) Kabupaten Tulungagung dari sektor pajak kendaraan bermotor yang  langsung kita kelola” Ujarnya. (Bayu)

Terganjal Demo, Terra Ditunda

Tulungagung, Jatimnet Online - Pelaksanaan kegiatan terra filling oleh UPT Kemetrologian Kediri bersama Badan Metrologi Jawa Timur yang dilakukan 31 01 201 gagal dilakukan. Pelaksanaan filling terra di lokasi SPBE PT. Gangsar Sentosa Petrolium Kediri.
Gagalnya pelaksanaan karena sekitar pukul 10.00 wib warga lingkungan 3 Dusun Pacitan Kecamatan Ngunut Tulungagung dimotori oleh aktifis ketua PMII Tulungagung Dwi Indriatno menggalang massa sekitar SPBE guna membatalkan kegiatan tersebut.
  Demo yang digelar secara spontan oleh massa, untuk membatalkan filling terra di lokasi SPBE semakin memanas dan massa membakar ban bekas di tiga titik pembakaran, melihat aksi massa yang semakin tidak terkendali.
Kondisi demo spontan yang makin tak memuncak, mau tak mau akhirnya pihak Badan Metrology menunda kegiatan tersebut.
”Akhirnya pihak badan metrology menunda terra filling yang seharusnya dilaksanakan hari ini, karena massa menentang dan melakukan aksi bakar ban di tiga titik” terang AKP.Abdul Syukur Waka Polsek Ngunut via ponsel 08133xxxxxx (31/1/11).(Bayu)

Minggu, 30 Januari 2011

Rumdin Wabub Bukan Rumah Hantu

Tulungagung,Jatimnet Online - Kota Marmer sebutan untuk Tulungagung saat ini sedang duduk manis bersanding dengan sebutan kota Industri. Hal ini karena  di Kabupaten Tulungagung tumbuh subur perindustrian berbagai sektor.
Pertumbuhan wilayah Kaabupaten Tulungagung dalah pembangunan, ternyata  terdapat 'ganjalan' yang tak sesuai untuk Tulungagung yang selalu menapak dalam hal pembangunan.
Rumah Dinasa (Rumdin) Bupati dan Wakil Bupati, bisa dikatakan merata di Indonesia selalu menjadi 'jujugan' tamu penting, khususnya kalangan 'plat merah'. Saat ini kalau berkunjung ke Rumdin Bupati Tulungagung. mungkin berdecak bingung.
Kebingunan tamu bukan kemewahan bangunan Rumdin, melainkan sebaliknya. Tempat hunian orang nomor dua di Tulungagung semoga tidak dicap sebagai rumah hantu, hal itu karena kondisinya sangat memprihatinkan.
Drs Isman,MSi  Ketua DPC PDI Perjuangan Tulungagung, tentang kondisi Rumdin Wabub oleh media ini, mengatakan “Rumah Dinas  Wakil Bupati Tulungagung dinilai Selain lahannya sempit" ujarnya, 
Isman juga menambahkan "Sangat tidak sepadan dan layak huni apalagi konfdisinya sekarang sangat kusam, sudah kita pikirkan untuk merealisasikan dalam waktu dekat pembangunan rumah dinas Wakil Bupati  yang layak  tempat serta huni.” kata Drs Isman via telpon 08123xxxxxx (30/1/11) 
''Kalau dibandingkan dengan Pendopo yang merupakan rumah dinas Bupati sangat jomplang". tutur ketua DPRS Kabupaten Tulungagung dua periode tersebut.
Sementara itu, ditempat terpisah Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Pemkab Tulungagung, Ir Indra Fauzi MM ketika dikonfirmasi belum memberikan jawaban via pesan singkat via 08123xxxxxx mantan Kepala BAPEDA tersebut  belum adanya respon konfirmasi.
Seperti diketahui, Rumdin Wabub Tulungagung yang kini ditempati Wabup Athiyah SH dibeli Pemkab pada tahun 2003 lalu sempat menuai kontroversi karena lahan dan ukuranya tidak sebnading dengna harganya. 
Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso, adalah Rumdin Bupati Tulungagung merangkap kantor dinas, dengan hak  istimewa  dari protokoler khusus dari pemkab  melalui staf khusus bagian umum. 
“Sangat  disesalkan  dengan beralih fungsi  pendopo menjadi kantor Bupati merangkap rumah dinas. Jika hal ini diteruskan tatanan pemkab yang sudah morat-marit akan semakin morat-marit njeleput.
Sedangkan kondisi  rumah Rumdin Wabub yang tidak layak huni  merupakan  bentuk pelecehan terhadap wibawa Wakil Bupati Tulungagung. Bupati sudah mengingkari serta lupa akan janjinya untuk berkantor di Pemkab dan pendopo berfungsi sebagai rumah dinas bupati tempat silaturahmi masyarakat dengan bupatinya.” terang  salah seorang staf sekretariatan Pemkab Tulungagung yang minta namanya disamarkan GS (43).
”Mubadir kantor bupati yang ada dipemkab direhab,padahal anggaranya besar lho,tidak berguna”pungkasnya.(b@yu)

Jumat, 28 Januari 2011

Sertifikasi Di Tulungagung Nulung Mentung ?
Tulungagung,Jtimnet Online - Upaya guru berjuang mencerdaskan murid untuk bekal dikemudian hari tersirat dalam untaian kata mutiara "Guru Tanpa Tanda Jasa" kenapa demikian , mungkinkah tanpa tanda 'jasa' karena imbalan jasa yang diterima tak utuh lagi akbibat bocor.
Pelaksanaan Sertifikasi yang dilakukan pemerintah terhadap guru, berharap dapat meningkatkan kesejahteraannya, sehingga dengan diperolehnya hidup sejahtera akan menambah semangat mendidik lebih giat lagi.
Di Kabupaten Tulungagung, merebak aroma tak sedap terjadinya ketimbangan pelaksanaan Sertifikasi guru yang berteduh di balik payung PGRI. Hal itu karena pelaksanaan Sertifikasi yang bertujuan meningkatkan taraf kehidupan para guru, diduga telah menjadi ajang penggelemungan kekayaan pribadi atau segolongan yang mrnjadi musuh utama KPK.
Info yang diperoleh Jatimnet Online. mengatakan bahwa tiap semester para guru diam-diam 'ngelus dada' akibat hak yang diterima tak utuh lagi karena dimakan para 'tikus berkaki dua'. Salah seorang nara sumber, kepada Jatimnet mengatakan "Saya beserta 1484 guru yang menerima sertifikasi 6 bulan sekali  harus rela dan mau dipotong". ujarnya.
Diamnya para guru tak 'bernyanyi' bukan karena tak bisa melantunkan syair, namun menurut sumber media ini, sambil menundukkan kepala mengatakan "Daripada tidak mendapatkan dan dipersulit kabupaten” aku SK (48) guru dari salah satu SD Sumbergempol pada Jatimnet (28/01/11). ”Kenyataan tersebut memang benar terjadi, saya juga sudah menerima pengaduan dari para guru yang menerima sertifikasi dipotong 100 ribu tiap orang untuk bayar upah perjuangan PGRI melalui UPT masing-masing kecamatan.
"Jelas sama dengna melegalkan pungli.” terang sumber dari Dinas Pendidikan yang enggan disebut namanya.”Kejaksaan akan menindaklanjuti masalah tersebut. Semakin blunder semakin baik, sudah termasuk gratifikasi”
Hal itu seperti disampaikan Kasi Intel Kejaksaan Tulungagung Agus Rianto. SH melalui ponsel  08179xxxxxx. Sedangkan Suwarnna tokoh penfirikan Tulungagung menuturkan ”Itu namanya maling teriak maling, melegalakan pungli, Termasuk Gratifikasi bisa dituntut itu” ungkapnya pada Jatimnet (Bayu)

Kamis, 27 Januari 2011

RPH Ngunut Buang Limbah Seenaknya
Tulungagung,Jatimnet Online - Isu pencemaran serta penutupan jalan akses masuk ke Rumah Pemotongan Hewan  (RPH) UPTD Ngunut akan diblokir massa bila pihak yang berkepentingan tidak memenuhi  tuntutan relokasi dan memperbaiki system pembuangan limbah merebak santer dikalangan masyarakat Lingkungan 10 Kecamatan Ngunut.
Pasalnya sudah  dua tahun lamanya, bau busuk menyengat dari  limbah cair maupun padat berasal dari RPH di Ngunut mengalir ke saluran air, kian meresahkan  warga sekitar.
Selain bau busuk limbah, warga juga disuguhi pemandangan tidak sedap dari tumpukan limbah yang kian menggunung. “Sudah berulangkali warga melaporkannya kepada Dinas Peternakan dan Kesehatan, namun sampai sekarang belum ada tindakan sama sekali.
Perbaikan saluran serta pengerukan limbah yang berdekatan dengan perumahan warga itu yang kita minta”tutur AD (40thn) pada Jatimnet (27/01/11). ”Warga tiap hari, cemas terhadap dampak penyakit yang diitimbulkan oleh limbah RPH tersebut” tandasnya.
”Itu tidak betul mas, dulu ya tapi sekarang setelah saya kelola dengan pak Win (Jagal red) limbah sudah kita buang melalui sapiteng,tumpukan limbah bekas pemotonganpun juga sudah tidak ada, 4 sampai 5 sapi ekor sapi yang ditangani oleh RPH penanganan akhir baik” sanggah Sani (45) yang sehari-hari membantu di RPH Ngunut.
Ditempat terpisah Kapolsek Ngunut Kompol Priyono melalui Wakapolsek AKP Abdul Sukur menepis adanya isu tersebut”Itu hanya isu persaingan usaha,belum ada laporan yang masuk ke polsek sama sekali.RPH kita lihat sudah dibenahi baik pembuangan limbah cair maupun limbah padat. Selama saya disini aman-aman saja”. (Bayu)

Rabu, 26 Januari 2011

Mengaku Wartawan Lakukan Pemerasan
Ditangkap Serse Polres Tulungagung
Tulungagung,Jatimnet Online - Dua okum wartawan mengaku bernama Agus Winoto dari tabloid Jatim Post new dan Ari Mardi Usodo wartawan Panji Nasional ditangkap tim Serse Polres Tulungagung 26/01/201.
Penangkapan dua oknum yang mengaku wartawan terjadi di area persawahan di Kecaman Kauman Tulungagung yang didahului dengan pengejaran satuan Polres Tulungagung kepada ke dua oknum yang berupaya melarikan diri.
Sumber yang diperoleh Hapra Indonesia & Jatimnet Online, kedua pelaku sebelumnya diduga telah melakukan serangkaian pemerasan terhadap warga setempat dengan cara korban diminta memasang iklan senilai Rp 6 juta dan bila tidak memasang iklan maka berita tentang diri korban bakal di muat di media terbitan Surabaya.
Dari sumber yang diperoleh JatimnetOnline, pada hari Jum'at 14/01/2011 pukul 15.00 pelaku mendatangi rumah  M Rusli Ali Shofi selaku korban untuk mengkonfirmasi tentang kebenaran apakah sekitar 5 tahun lalu korban pernah menikah dengan Denok (samaran) yang tinggal di daerah Kabupaten Nganjuk.
Atas pertanyaan Agus, M.Rusli mengatakan tidak pernah, meski demikian  Agus mengancam akan memberitakan tentang pernikahan tersebut di media yang diikutinya. Berita tersebut dikatakan Agus bisa dibatalkan dengan syarat korban harus melakukan pemasangan iklan.
Pada saat itu antara Agus dan korban tak ada titik tempu, Agus meninggalkan tempat tinggal korban. Insidenpun berlanjut pelaku di temani Rokim menelepon korban yang intinya menanyakan pemasangan iklan di toko tetapi oleh korban tidak diangkat. 
Sekira pukul 14.00 pelaku kirim sms yang isinya menanyakan kepastian pemasangan iklan di toko dan apabila tidak dibalas mana nanti sekitar pukul 20.30 wib beritanya akan dikirim ke Surabaya dan diterbitkan pada hari Senin 17/01/2011.
Pada hari senin tgl 14 jan 2011 pelaku mengirim sms lagi yang intinya pemasangan iklan tersebut. Pada tanggal 25/01/2011 pelaku datang lagi dan ketemu korban membahas tentang pemasangan iklan.
Menurut korban dan apabila dirinya tidak jadi memasang iklan toko miliknya, maka pernikahan korban dengan Denok  akan diterbitkan pada tanggal 28/01/2011. kemudian nego tentang nilai ikln dari Rp 6 juta menjadi Rp 3 juta dan di bayar Rp 1 juta dengan kwitansi tanggal 25/01/2011.
Tanggal 26/01/2011 sekitar pukul 13.00 wib pelaku datanga ke rumah korban namun tidak ada dan ditemui istri korban bernama Ismiyati Saadiyah. Gagal menemui korban pelaku pergi lagi. 
Gagal menemui korban untuk menanyakan atau meminta kekurangan biaya pemasangan iklan, bukan  mendapat bayaran kekurangan harga ilkan, sebaliknya harus berurusan dengan pihak Kepolisian Resort Tulungagung (b@yu)
PGRI Tulungagung 
Legalkan pungli Sertifikasi Guru ?
Tulungagung,Jatimnet Online - Sertifikasi guru yang akan dicairkan dalam waktu dekat rawan akan adanya pungli dan potongan. Uniknya PGRI salah satu organisasi profesi yang paling lantang berteriak menentang adanya pungli serta potongan sertifikasi ternyata malah melegalkan pungutan tersebut.
Hal ini  terbukti dengan adanya sms himbauan  oknum KUPT Rejotangan  Sugiarto  yang menjabat sebagai wakil ketua PGRI  bertandatangn atas  nama ketua PGRI  yang diterima Jatimnet dari salah satu KUPT  Dinas Pendidikan via sms 0821423XXXXX pada pukul 19.31 
”Bapak ibu KUPTD, mohon dukungan atas upaya cabang-cabang PGRI untuk menampung uang tasyakuaran guru yang akan menerima sertifikasi  yang akan dikontribusikan ke PGRI KAB dan jajaran Dinas Pendidikan dan Ketua PGRI Sugiarno” (Sms ada pada redaksi red).
”Ya,terimakasih atas pemahamannya” jawab Sugiarto dengan dingin ketika dikonfirmasi Janet   melalui ponsel 081259xxxxx adanya legalitas pungli yang dikirimkannya.
Ditempat terpisah Drs Suharno selaku ketua PGRI Tulungagung dengan  nada tinggi mengatakan “Anda sebagai wartawan harus obyektf, kalau imgin berdebat masalah pendidikan lawan PGRI”.
Suwarda salah satu tokoh pendidikan Tulungaung dengan nada prihatin mengatakan ”Wah tambah mentang-mentang PGRI, dunia pendidikan Tulungagung mau dijadikan apa?”. (Bayu)

Minggu, 16 Januari 2011

Tulungagung Diserang Puting Beliung

Tulungagung,Jatimnet Online - Beberapa hari terakhir, medio Januari 2011 hujan lebat hampir tiap hari terjadi dan curah hujan cukum tinggi, terkadang disertai hembusan angin cukup kencang, tanggal 16 kemarin sekitar pukul 15.00 wib hujan yang hampir merata dan Tulungagung tak luput dari derasnya curah hujan.
    Laporan tim liputan Media ini dari Tulungaung, mengimpun informasi dari berbagai sumber, mengatakan bahwa hujan lebat yang terjadi kemarin nyaris meluluh lantakkan beberapa bangunan akibat kencangnya hempasan angin.
    Dikatakan sumber media ini, bahwa angin puting beliung kemarin menyapu kawasan Desa Gedangan dan Desa Centrong Kecamatan Campurdarat. Akibat sapuan puting beliung, membuat 1 kandang kambing, 4 buah kios dan 49 rumah warga mengalami kerusakan.
    Selain itu, atas salah satu masjid di desa tersebut tak mampu menahan angin puting beliung yang lewat dan dalam sekejap atap masjid berantakan. Meski demikian, tak sampai menimbulkan korban jiwa. Menurut sumber dilokasi, kerugian untuk sementara belum bisa ditaksir.(b@yu)

Senin, 10 Januari 2011

Video Porno SMP Tulungagung
Kado Tahun Baru 2011 Buat Polres Tulungagung
Tulungagung, Jatimnet Online -  Tulungagung Jawa Timur, nyaris tak pernah lenggang kasus peredaran video mesum dengan bintang lokal. Meski operasi terhadap peredaran atau keberadaan pornografi secara kontinyu, namun masih saja ada yang melakukan.
Setelah berkali-kali dilakukan razia dan pengenaan pasal tentang pornografi kepada pelaku, awal tahun ini Polres Tulungagung kembali mendapat pekerjaan menangani soal pornografi.
Baru-baru ini, telah beredar rekaman vidio pornodengan pelaku diperkirakan masih usia sekitar 15 tahun dan pelakunya pelajar asal Tulungagung. Rekaman video format 3 gp tersebut telah beredar luas dimasyarakat.
Mudahnya mentransfer antar ponsel dengan bluetooth, edegan hubungan layaknya suami istri yang dilakukan sepasang pelajar dibawah umur telah berada di ribuan ponsel, bahkan bisa lebih. 
Hal itu karena peredaran video porno lokal sangat diburu pemilik ponsel sehingga dari ponsel ter copy ke ponsel lain terjadi secara berantai. Apalagi jika telah di unggah ke internet, maka sekejap saja jutaan copy video porno terakses. 
Dilaporkan Jatimnet Online Tulungagung, peredaran video porno dengan pelaku masih dibawah umur. Pelaku bernama A (15th) siswi kelas 2 MTS Al Kumar dan tinggal di Dusun Bolu Desa Kates Kecamatan Kauman Kabupaten Tulungagung.
Sedang lawan mainnya (pacarnya A) bernama P (15 th) pelajar SMP Karang Anom kelas II, alamat Dusun Desa Pucangan Kecamatan Kauman Kabupaten Tulungagung.
Adegan mesum dilakukan 3 Januari 2011 di alas (hutan) Sono Sewu Desa Segawe Kecamatan Pagerwojo Kabupaten Tulungagung. Ha itu sesuai keterangan Basuki (40)  kepada Jatimnet Online. 
Dikatakan Basuki warga Desa Pucangan yang saat itu sedang mencari rumput “Semuanya berawal ketika saya mencari rumput mendengar suara mendesah dari balik pohon sono" Ujar Basuki.
Dikatakan lebih lanjut "Setelah saya dekati sumber suara tersebut berasal dari balik pohon terlihat dua anak baru gede (ABG) melakukan hubungan badan dengna posisi saling tindih yakni, dengna ciri-ciri yang laki-laki mengenakan celana panjang hitam dan celana dalam biru. Memakai kaus hitam bertuliskan Rolling Stone" tambahnya.
Sementara, ceweknya mengenakan jaket abu-abu, kaus putih motif bunga serta celana biru yang dilepas mas”. Sambungnya, Sedang peredaran rekaman vidionya kali pertama diketatahui oleh masyarakat sekitar 6 hari dari ponsel.
Sadang Jatimnet Online mendapat info bahwa copy video porno di ponsel tersebut telah dimiliki pihak kepolisian Tulungagung untuk digunakan sebagai pengusutan lebih lanjut.
Kapolres Tulungagung AKBP Heri Wahono melalui Wakapolres Kompol Wiyogo Pamungkas beberapa waktu yang lalu pada jatimnet. mengatakan, ”Kita sudah mendengar adanya video porno yang para pemainnya masih berstatus pelajar: ungkapnya.
Ditambahkan Kapolres, saat ini soal peredaran video porno tersebut masih dalam tahap  serta dilakukanpenyelidikan baik  identitas korban mupun pelaku penyebaran video tersebut“ ucapnya.
“Sudah barang tentu, kami juga akan meminta keterangan dari sekolah,” pungkas perwira asal Semarang pada Jatimnet Online baru-baru ini (San) 

Sabtu, 08 Januari 2011


Arogan Jelang Tahun Baru 2011
AKP Syaeroji Di Non Aktifkan

Tulungagung, Jatimnet Online -  Kapolres Tulungagung AKBP Heri akhirnya mencopot  Jabatab Kapolsek Pakel  yang dijababat AKP Syaeroji. Pencopotan jabatan tersebut untuk memudahkan Propam dalam  melakukan pemeriksaan terhadap Syaeroji.
Seperti diketahui, menjelang tahun baru 2011 lalu Syaeroji dilaporkan telah melakukan tindak pelanggaran hukum berupa penodongan dan dugaan penelanjangan  terhadap delapan pemuda Desa Suwaluh dan Desa Pecuk,
Kejadian naas tersebut  terjadi  dipicu kecurigaan AKP Syaeroji kepada 8 pemuda menggelar pesta miras untuk merayakan pesta pergatian tahun,  seperti seorang gengserter Syaeroji langsung mencabut pistol serta menodongkannya.
Kesadisan tersebut tidak hanya sampai disitu setelah ditelanjangi 8 pemuda yang bernasib apes tersebut masih harus tengkurap diaspal ,di injak serta ditendangi.Karena tidak merasa bersalah  serta tidak merasa  melakukan pesta mirs akhirnya mereka dengan didampingi keluarga masing-masing  melaporkan kajadian  tersebut ke Propam Polres tulungagunag.
“Betul ke 8 korban melaporkan kejadian tersebut pada kami,dan saat ini pemeriksaan terhadap yang bersangkutan masih terus berlangsung”kata Kanit Propam Polres Tulungagung  IPTU Sujarwo via ponsel 08125xxxxxx pada JATIMNET.
Sebagai pengganti jabatan Kapolsek Pakel, Kapolres  Tulungagung AKBP Heri menunjuk AKP Lahuri. (Pjs) hingga kasus tersebut  ada keputusan secara hukum tetap. Sedangkan Syaeroji nonjob dan  ditarik di mapolres. 
Kapolres berjanji akan menindaklanjuti permasalahan sesuai proses hukum yang berlaku “Saat ini kita masih menunggu visum para korban. Baru akan  langsung kita tindak lanjuti,” terangnya.
Tindakan  menonaktifkan jabatan AKP Syaeroji  tersebut adanya warga masyarakat. Pasca insiden sadis tersebut, masyarakat Desa Suwaluh menuntut Polres untuk  menonaktifkan AKP Syaeroji.(Bayu)
Maling Nekat
Sound System Masjid Diembat
Tulungagung, Jatimnet Online - Pencurian biasanya memilih sasaran rumah yang dianggab mampu, namun pencuri di Tulungagung yang satu ini tergolong nekat tanpa takut 'kuwalat'. Sasaran yang dipilih adalah masjid.
Dari sumber yang diperoleh Jatimnet Online, hari ini 8 Januari 2011 sekitar pukul 14.00 wib. Masjid Haji Nur di Desa Pakisaji Kecamatan Kalidawir, seperangkat alat berupa sound system diempat Agus Fuaturmudin (41 th).
Menurut sumber Jatimnet, pelaku yang warga Dusun Kundi Desa Bendilwungu Sumbergempol siang tadi datang ke masjid dan berpura-pura akan melakukan ibadah sholat dengan memasuki tempat wudu. 
Namun menurut Suparti (40) warga setempat sekitar menuturkan kepada Jatimnet bahwa pelaku 10 menit kemudian keluar masjid dengan membawa perangkat sound system masjid yang dimasukan didalam.
Mengetahui hal itu saksi berteriak maling dan teriakannya didengar warga sekitar lokasi masjid dan langsung menghajar pelaku. Setelah dihajar oleh warga setempat pelaku diserahkan ke Mapolsek Kalidawir. 
AKP Reta Handiana melalui kanit Humas AIPTU Asmunir, kepada Jatimnet mengatakan ”Tersangka Agus Fuaturmudin (41 th) warga Dusun Kundi Desa Bendilwungu Sumbergempol tersebut kita kenakan pasal 368 KUHP.
"Barang bukti sepeda motor Yahama Seul warna biru AG 3761 TC dan sound sistem milik masjid kita amankan untuk pemeriksaan lebih lanjut terang" AIPTU Asmunir (Bayu)

Indek Berita Tulungagung

Evakuasi Mayat di kolam

FOKUS LENSA : Ketika Demo Itu Digelar

FOKUS LENSA : Ketika Demo Itu Digelar

FOKUS LENSA : Ketika Banjir Itu Datang.....

FOKUS LENSA : Ketika Banjir Itu Datang.....

Lensa Investigasi : Curanmor Di Tulungagung

Jatimnet Media Online

  ©HAPRA INDONESIA MEDIA GROUP JATIMNET MEDIA TANPA TINTA.